Jumat, 22 Maret 2013

TEKNIKPIDATO717


DAKWAH WAHIDIYAH
A.    PENGERTIAN
Dakwah Wahidiyah
adalah proses kegiatan mengajak manusia (kembali) kepada Alloh SWT wa Rosulihi SAW dengan mengamalkan Sholawat Wahidiyah dan menerapkan ajarannya. Dakwah Wahidiyah merupakan tugas manusiawi yang sangat mulia dalam pandangan Alloh SWT wa Rosulihi SAW.
B.     KEGIATAN DAKWAH WAHIDIYAH
1.      Penyiaran Wahidiyah adalah menyampaikan Sholawat Wahidiyah dan atau Ajarannya atau bagian daripadanya kepada masyarakat untuk diamalkan dan diterapkan dengan penjelasan secukupnya.
2.      Pembinaan Wahidiyah adalah upaya untuk memelihara dan meningkatkan Pengamalan Wahidiyah dan Penyiaran Wahidiyah.
C.    DASAR DAKWAH WAHIDIYAH
1.      Tujuan Penyiaran adalah agar orang lain / masyarakat dapat memahami, menghayati dan mengamalkan Sholawat Wahidiyah dan ajaranya, sehingga memiliki kejernihan hati, ketenangan batin dan ketentraman jiwa serta sadar / ma’rifat kepada Alloh SWT wa Rosulihi SAW.
2.      Tujuan Pembinaan
a.       Tujuan Pembinaan secara umum adalah membentuk pengamal ke arah manusia yang berkepribadian Wahidiyah, yang senantiasa Fafirru ilalloh wa Rosulihi SAW yaitu memiliki imam yang musyahadah, selalu sadar dan taat kepada Alloh SWT wa Rosulihi SAW, berakhlakul karimah, bertanggung jawab atas tugas dan kewajiban baik yang berhubungan dengan Alloh wa Rosulihi SAW maupun dengan sesama manusia dan alam sekitarnya.
b.      Tujuan Pembinaan secara khusus adalah Pengamal Wahidiyah dibina agar:
1)      Dapat memahami dan melaksanakan serta gemar bermujahadah dengan baik dan benar sesuai tuntunan.
2)      Dapat memahami pokok-pokok ajaran Wahidiyah dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
3)      Dapat memiliki semangat, dedikasi dan tanggung jawab yang tinggi dalam segala bidang.
4)      Dapat meningkatkan bidang ilmiah, amaliah dan dzauqiyah Wahidiyah.
5)      Dapat menguasai ketrampilan dan melaksanakan tugas-tugas perjuangan.
6)      Dapat memiliki kejernihan hati dan ketenangan batin dunia dan akherat.
D.     AKTIFITAS DAKWAH WAHIDIYAH
1.      Aktifitas Penyiaran
a.       Pelaksanaan mujahadah waktiyah
b.      Penyampaian Sholawat Wahidiyah
c.       Penyampaian Ajaran Wahidiyah
d.      Usaha terus agar mau mengamalkan
e.       Pembentukan Jamaah
f.        Pembentukan PW
2.      Aktifitas Pembinaan
a.       Mujahadah rutin (usbuiyah, syahriyah, dst.)
b.      Mujahadah rutin (usbuiyah, syahriyah, dst.)
c.       Mujahadah khusus (non stop, keuangan, dll.)
d.      Penyelenggaraan Upgrade, Diklat, Asrama, dll.
e.       Menyampaikan kuliah / ceramah
f.        Pembinaan intensif, seminar, diskusi, simposium, dll.
g.      Kunjungan, pengiriman KPW, Penyuluhan, dll
E.     PRINSIP DAKWAH WAHIDIYAH
1.      TIDAK PANDANG BULU adalah sasaran dakwah untuk umat masyarakat jami’al alamin, siapa saja, pria wanita, tua muda, dari aliran atau golongan dan bangsa manapun berhak menerima Dakwah Wahidiyah.
2.      IKHLAS TANPA PAMRIH adalah dalam pelaksanaan dakwah harus dilandasi semata-mata karena menjalankan perintah Alloh swt (LILLAH). Dalam prakteknya semata-mata karena mengikuti jejak tuntunan Rosululloh saw (LIRROSUL). Dan semata-mata karena nderek khidmah dalam perjuangan Ghoutsu hadza zaman ra (LILGHOUTS)
3.      TERUS-MENERUS (KONTINUE) adalah dakwah ini dilakukan secara terus-menerus, berkelanjutan dan berkesinambungan demi mencapai tujuan akhir yakni Ma’rifat Billah wa Birosulihi Saw.
4.      BIJAKSANA adalah pelaksanaan dakwah dengan penjelasan yang baik, tiada paksaan, menyinggung, menghasut dan lain-lain. Tidak mengganggu ketentraman dan keamanan. Fleksible; menyesuaikan situasi dan kondisi.
Pepatah Jawa:
Kenek iwake ra butek banyune” Berhasil tujuan tidak menimbulkan masalah.
5.      DIDUKUNG MUJAHADAH adalah pelaksanaan dakwah harus didukung mujahadah, yakni mujahadah penyongsongan dan mujahadah non stop. Aurod mujahadah disesuaikan kegiatan yang dilakukan; misal penyiaran, peningkatan, keuangan dll. Karena mujahadah adalah kunci hidayah, maka dengan hidayah akan terbuka hati penyampai dan penerima pesan dakwah Wahidiyah.
F.     METODE DAKWAH
1.      TABASYSIR / TARGHIB : Memberi janji, bahwa bagi mereka yang taat kepada ketentuan Tuhan, akan menerima kebaikan dan pahala yang baik.
2.      TANDZIR / TARHIB : Memberi peringatan bahwa bagi mereka yang melanggar ketentuan Tuhan, akan menerima akibat jelek.
G.    ASAS DAKWAH ROSULULLOH SAW.
1.      AL-HUJJATUL BALIIGHOH (Argumentasi yang meyakinkan): Yang disampaikan benar-benar dapat diterima akal yang sehat dan didukung hati nurani.
2.      Al-ASAALIBUL HAKIIMAH (Ungkapan bahasa yang bijaksana): Disampaikan dengan bahasa yang lemah lembut dan alasan yang logis.
3.      AL-ADABUS SANIYYAH (Budi pekerti yang luhur): disertai prilaku terpuji dan sabar menghadapi tantangan.
4.      AS-SIYAASATUL HAKIIMAH : Menggunakan taktik dan strategi yang penuh kebijakan, selalu mengantisipasi (memperhitungkan) keadaan dalam  segala hal.
Dalam pelaksanaan dakwah dapat menggunakan beberapa cara, antara lain dengan Ceramah, Tanya jawab, Diskusi, Dialog, Syawir, Wisata, Cerita, dll.
H.    PELAKSANAAN DAKWAH WAHIDIYAH
1.      PENYIARAN
a.      Cara-cara Penyiaran
1)      Penyiaran melalui temu wicara (perorangan); dapat dilaksanakan kapan dan dimana saja ada kesempatan, bahkan supaya mencari kesempatan. Setiap pengamal diberi kemampuan, yang penting ada kemauan pasti diberi jalan oleh Alloh swt.
2)      Penyiaran kepada Umum/orang banyak; dapat dilaksanakan pada pengajian umum, khoutbah jum’at, walimah, jam’iyah, peringatan hari besar nasional / Islam dll.
3)      Penyiaan melalui surat-menyurat; dapat dilakukan oleh perorangan dan atau PW/departemen pembina disemua tingkatan.
4)      Penyiaran lewat media masa; koran, majalah, radio, TV, HP, email, internet dll.
b.       Sasaran Penyiaran
1)      Ummat masyarakat jamial alamin, pria wanita, tua muda, dari golongan dan bangsa manapun juga.
2)      Sasaran untuk manusia dan jin serta makhluk pada umumnya, baik yang masih hidup, yang sudah mati maupun yang belum/akan lahir.
2.       PEMBINAAN
a.      Pembinaan Penerapan Ajaran Wahidiyah
1)      Apapun yang kita kerjakan (lahir batin) asal bukan perbuatan yang terlarang dengan terus-menerus melatih hati dengan lillah billah lirrosul birrosul lilghouts bilghouts.
2)      Merasa senantiasa ikut (nderek) dan bersama Rosululloh saw wa Ghoutsu hadza zaman ra.
3)      Senantiasa merasa  dholim, kurang tepat, mengecewakan, suul adab, melukai, dan menyeleweng bahkan menghambat dan menghalangi Perjuangan Fafirruu ilalloh wa Rosulihi saw.
4)      Banyak bergaul dengan pengamal Wahidiyah dan membahas soal-soal perjuangan.
5)      Sebagai makhluk sosial, usahakan dalam berinteraksi dengan orang lain, masyarakat dan lingkungan sekuat mungkin menerapkan Yuktikulla dzi haqqin haqqoh.
6)      Sungguh menaruh perhatian terhadap kepentingan perjuangan dan bersedia dengan rela dan gembira menderma baktikan apa yang ada baik tenaga, fikikan, harta dan jiwa, serta merasa apa yang sudah diserahkan pada perjuangan itu masih jauh jika dibandingkan dengan jasa Wahidiyah kepada diri kita.
7)      Saling mengingatkan tentang praktek/penerapan ajaran Wahidiyah antar pengamal terutama ditengah keluarga, khususnya dalam pelaksanaan tugas perjuangan.
8)      Senantiasa sabar sambil bermujahadah mohon petunjuk.
9)      Senantiasa husnudhon pada orang lain dan su’udhon/waspada pada nafsunya sendiri.
10)  Senantiasa mengingatkan bidang ilmiyah, amaliyah dan dzauqiyah.
11)  Memiliki dan memasang atribut Wahidiyah yang dapat hati kepada kesadaran Fafirruu ilalloh, seperti kalender, stiker perjuangan, foto-foto Hadrotul Mukarrom Kanjeng Romo ra dll.
b.      Pembinaan Pelaksanaan Mujahadah
1)      Niat semata beribadah kepada Alloh dengan ikhlas (lillah).
2)      Dijiwai kesadaran billah.
3)      Juga diterapkan lirrosul birrosul lilghouts bilghouts.
4)      Hati hudlur konsentrasi dihadapan Alloh.
5)      Merasa berada dihadapan Rosululloh saw wa Ghoutsi hadza zaman ra.
6)      Makmum Hadrotul Mukarrom Kanjeng Romo KH. Abdul Latif Madjid ra.
7)      Mengakui dirinya penuh dosa, dholim bahkan jadi sumbernya kedholiman.
8)      Merasa sangat faqir, merintih dan butuh ampunan, pertolongan, perlindungan, petunjuk, kekuatan lahir-batin dan ridlo Alloh.
9)      Yakin bahwa mujahadahnya diijabahi Alloh swt.
10)  Adab lahir disesuaikan dengan adab batin, dan dianjurkan dalam kondisi suci (tidak hadats).
11)  Jika mengalami pengalaman batin, tangis dan jeritan, usahakan dikuasai, jangan diluapkan agar tidak mengganggu sekitar.
12)  Suara makmum tidak boleh mendahului imam, juga tidak boleh terlalu ketinggalan (ndlewer), bacaan dan suara harus seragam.
13)  Disamping niat untuk diri dan keluarga, juga untuk umat masyarakat baik yang masih hidup, sudah mati dan akan lahir, bahkan makhluk pada umumnya, serta semua bangsa dan negara.

I.       MATERI POKOK DAKWAH WAHIDIYAH
1.     

  1. Mujahadah.
  2. Juklak acara Wahidiyah.
  3. Visi dan misi PW.
  4. Juknis penyiaran pembinaan.
  5. Pendidikan dan kebudayaan Wahidiyah.
  6. Pendidikan Wahidiyah.
  7. Kesadaran berdana.
  8. Koperasi Wahidiyah.
  9. Lembaga PW.
  10. Khodimul Wahidiyah, dll.

 
Kejernihan hati.
2.      Ma’rifat billah wa rosulihi saw.
3.      Sholawat secara umum.
4.      Sholawat Wahidiyah.
5.      Ajaran Wahidiyah.
6.      At-taalluq bijanabihi saw.
7.      Syafa’at.
8.      Istighroq.
9.      Hadiah tsawabul a’mal.
10.  Ghoutsu hadza zaman ra.
11.  Adab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar