DAKWAH
WAHIDIYAH
A. PENGERTIAN
Dakwah Wahidiyah adalah proses kegiatan mengajak manusia (kembali) kepada Alloh SWT wa Rosulihi SAW dengan mengamalkan Sholawat Wahidiyah dan menerapkan ajarannya. Dakwah Wahidiyah merupakan tugas manusiawi yang sangat mulia dalam pandangan Alloh SWT wa Rosulihi SAW.
Dakwah Wahidiyah adalah proses kegiatan mengajak manusia (kembali) kepada Alloh SWT wa Rosulihi SAW dengan mengamalkan Sholawat Wahidiyah dan menerapkan ajarannya. Dakwah Wahidiyah merupakan tugas manusiawi yang sangat mulia dalam pandangan Alloh SWT wa Rosulihi SAW.
B. KEGIATAN DAKWAH WAHIDIYAH
1. Penyiaran Wahidiyah adalah menyampaikan Sholawat
Wahidiyah dan atau Ajarannya atau bagian daripadanya kepada masyarakat untuk
diamalkan dan diterapkan dengan penjelasan secukupnya.
2. Pembinaan Wahidiyah adalah upaya untuk memelihara dan
meningkatkan Pengamalan Wahidiyah dan Penyiaran Wahidiyah.
C. DASAR
DAKWAH WAHIDIYAH
1. Tujuan
Penyiaran adalah agar orang lain / masyarakat dapat
memahami, menghayati dan mengamalkan Sholawat Wahidiyah dan ajaranya, sehingga
memiliki kejernihan hati, ketenangan batin dan ketentraman jiwa serta sadar /
ma’rifat kepada Alloh SWT wa Rosulihi SAW.
2.
Tujuan Pembinaan
a.
Tujuan Pembinaan secara umum adalah membentuk pengamal
ke arah manusia yang berkepribadian Wahidiyah, yang senantiasa Fafirru ilalloh
wa Rosulihi SAW yaitu memiliki imam yang musyahadah, selalu sadar dan taat
kepada Alloh SWT wa Rosulihi SAW, berakhlakul karimah, bertanggung jawab atas
tugas dan kewajiban baik yang berhubungan dengan Alloh wa Rosulihi SAW maupun
dengan sesama manusia dan alam sekitarnya.
b.
Tujuan Pembinaan secara khusus adalah Pengamal Wahidiyah
dibina agar:
1)
Dapat memahami dan melaksanakan
serta gemar bermujahadah dengan baik dan benar sesuai tuntunan.
2)
Dapat memahami pokok-pokok ajaran
Wahidiyah dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
3)
Dapat memiliki semangat, dedikasi
dan tanggung jawab yang tinggi dalam segala bidang.
4)
Dapat meningkatkan bidang ilmiah,
amaliah dan dzauqiyah Wahidiyah.
5)
Dapat menguasai ketrampilan dan
melaksanakan tugas-tugas perjuangan.
6)
Dapat memiliki kejernihan hati dan
ketenangan batin dunia dan akherat.
D. AKTIFITAS DAKWAH WAHIDIYAH
1.
Aktifitas Penyiaran
a.
Pelaksanaan mujahadah waktiyah
b.
Penyampaian Sholawat Wahidiyah
c.
Penyampaian Ajaran Wahidiyah
d.
Usaha terus agar mau mengamalkan
e.
Pembentukan Jamaah
f.
Pembentukan PW
2.
Aktifitas Pembinaan
a.
Mujahadah rutin (usbuiyah, syahriyah, dst.)
b.
Mujahadah rutin (usbuiyah, syahriyah, dst.)
c.
Mujahadah khusus (non stop, keuangan, dll.)
d.
Penyelenggaraan Upgrade, Diklat, Asrama, dll.
e.
Menyampaikan kuliah / ceramah
f.
Pembinaan intensif, seminar, diskusi, simposium, dll.
g.
Kunjungan, pengiriman KPW, Penyuluhan, dll
E. PRINSIP
DAKWAH WAHIDIYAH
1.
TIDAK
PANDANG BULU adalah sasaran dakwah untuk umat masyarakat jami’al alamin, siapa
saja, pria wanita, tua muda, dari aliran atau golongan dan bangsa manapun
berhak menerima Dakwah Wahidiyah.
2.
IKHLAS
TANPA PAMRIH adalah dalam pelaksanaan dakwah harus dilandasi semata-mata karena
menjalankan perintah Alloh swt (LILLAH). Dalam prakteknya semata-mata karena
mengikuti jejak tuntunan Rosululloh saw (LIRROSUL). Dan semata-mata karena
nderek khidmah dalam perjuangan Ghoutsu hadza zaman ra (LILGHOUTS)
3.
TERUS-MENERUS
(KONTINUE) adalah dakwah ini dilakukan secara terus-menerus, berkelanjutan dan
berkesinambungan demi mencapai tujuan akhir yakni Ma’rifat Billah wa Birosulihi
Saw.
4.
BIJAKSANA
adalah pelaksanaan dakwah dengan penjelasan yang baik, tiada paksaan, menyinggung,
menghasut dan lain-lain. Tidak mengganggu ketentraman dan keamanan. Fleksible;
menyesuaikan situasi dan kondisi.
Pepatah Jawa:
“Kenek iwake ra butek
banyune” Berhasil tujuan tidak menimbulkan masalah.
5.
DIDUKUNG
MUJAHADAH adalah pelaksanaan dakwah harus didukung mujahadah, yakni mujahadah
penyongsongan dan mujahadah non stop. Aurod mujahadah disesuaikan kegiatan yang
dilakukan; misal penyiaran, peningkatan, keuangan dll. Karena mujahadah adalah
kunci hidayah, maka dengan hidayah akan terbuka hati penyampai dan penerima
pesan dakwah Wahidiyah.
F. METODE DAKWAH
1.
TABASYSIR
/ TARGHIB : Memberi janji, bahwa bagi mereka yang taat kepada ketentuan Tuhan,
akan menerima kebaikan dan pahala yang baik.
2.
TANDZIR /
TARHIB : Memberi peringatan bahwa bagi mereka yang melanggar ketentuan Tuhan,
akan menerima akibat jelek.
G. ASAS DAKWAH ROSULULLOH SAW.
1.
AL-HUJJATUL
BALIIGHOH (Argumentasi yang meyakinkan): Yang disampaikan benar-benar dapat
diterima akal yang sehat dan didukung hati nurani.
2.
Al-ASAALIBUL
HAKIIMAH (Ungkapan bahasa yang bijaksana): Disampaikan dengan bahasa yang lemah
lembut dan alasan yang logis.
3.
AL-ADABUS
SANIYYAH (Budi pekerti yang luhur): disertai prilaku terpuji dan sabar
menghadapi tantangan.
4.
AS-SIYAASATUL
HAKIIMAH : Menggunakan taktik dan strategi yang penuh kebijakan, selalu
mengantisipasi (memperhitungkan) keadaan dalam
segala hal.
Dalam pelaksanaan dakwah dapat menggunakan beberapa
cara, antara lain dengan Ceramah, Tanya jawab, Diskusi, Dialog, Syawir, Wisata, Cerita, dll.
H. PELAKSANAAN DAKWAH WAHIDIYAH
1.
PENYIARAN
a.
Cara-cara Penyiaran
1)
Penyiaran melalui temu wicara (perorangan); dapat
dilaksanakan kapan dan dimana saja ada kesempatan, bahkan supaya mencari
kesempatan. Setiap pengamal diberi kemampuan, yang penting ada kemauan pasti
diberi jalan oleh Alloh swt.
2)
Penyiaran kepada Umum/orang banyak; dapat dilaksanakan pada
pengajian umum, khoutbah jum’at, walimah, jam’iyah, peringatan hari besar
nasional / Islam dll.
3)
Penyiaan melalui surat-menyurat; dapat dilakukan oleh
perorangan dan atau PW/departemen pembina disemua tingkatan.
4)
Penyiaran lewat media masa; koran, majalah, radio, TV, HP,
email, internet dll.
b. Sasaran
Penyiaran
1)
Ummat
masyarakat jamial alamin, pria wanita, tua muda, dari golongan dan bangsa
manapun juga.
2)
Sasaran
untuk manusia dan jin serta makhluk pada umumnya, baik yang masih hidup, yang
sudah mati maupun yang belum/akan lahir.
2.
PEMBINAAN
a.
Pembinaan
Penerapan Ajaran Wahidiyah
1)
Apapun yang kita kerjakan (lahir batin) asal bukan perbuatan
yang terlarang dengan terus-menerus melatih hati dengan lillah billah lirrosul
birrosul lilghouts bilghouts.
2)
Merasa senantiasa ikut (nderek) dan bersama Rosululloh saw
wa Ghoutsu hadza zaman ra.
3)
Senantiasa merasa
dholim, kurang tepat, mengecewakan, suul adab, melukai, dan menyeleweng
bahkan menghambat dan menghalangi Perjuangan Fafirruu ilalloh wa Rosulihi saw.
4)
Banyak bergaul dengan pengamal Wahidiyah dan membahas
soal-soal perjuangan.
5)
Sebagai
makhluk sosial, usahakan dalam berinteraksi dengan orang lain, masyarakat dan
lingkungan sekuat mungkin menerapkan Yuktikulla dzi haqqin haqqoh.
6)
Sungguh
menaruh perhatian terhadap kepentingan perjuangan dan bersedia dengan rela dan
gembira menderma baktikan apa yang ada baik tenaga, fikikan, harta dan jiwa,
serta merasa apa yang sudah diserahkan pada perjuangan itu masih jauh jika
dibandingkan dengan jasa Wahidiyah kepada diri kita.
7)
Saling mengingatkan tentang praktek/penerapan ajaran
Wahidiyah antar pengamal terutama ditengah keluarga, khususnya dalam
pelaksanaan tugas perjuangan.
8)
Senantiasa sabar sambil bermujahadah mohon petunjuk.
9)
Senantiasa husnudhon pada orang lain dan su’udhon/waspada
pada nafsunya sendiri.
10) Senantiasa mengingatkan bidang ilmiyah,
amaliyah dan dzauqiyah.
11) Memiliki dan memasang atribut Wahidiyah
yang dapat hati kepada kesadaran Fafirruu ilalloh, seperti kalender, stiker
perjuangan, foto-foto Hadrotul Mukarrom Kanjeng Romo ra dll.
b.
Pembinaan
Pelaksanaan Mujahadah
1)
Niat semata beribadah kepada Alloh dengan ikhlas (lillah).
2)
Dijiwai kesadaran billah.
3)
Juga diterapkan lirrosul birrosul lilghouts bilghouts.
4)
Hati hudlur konsentrasi dihadapan Alloh.
5)
Merasa berada dihadapan Rosululloh saw wa Ghoutsi hadza
zaman ra.
6)
Makmum Hadrotul Mukarrom Kanjeng Romo KH. Abdul Latif Madjid
ra.
7)
Mengakui dirinya penuh dosa, dholim bahkan jadi sumbernya
kedholiman.
8)
Merasa sangat faqir, merintih dan butuh ampunan,
pertolongan, perlindungan, petunjuk, kekuatan lahir-batin dan ridlo Alloh.
9)
Yakin bahwa mujahadahnya diijabahi Alloh swt.
10) Adab lahir disesuaikan dengan adab
batin, dan dianjurkan dalam kondisi suci (tidak hadats).
11) Jika mengalami pengalaman batin, tangis
dan jeritan, usahakan dikuasai, jangan diluapkan agar tidak mengganggu sekitar.
12) Suara makmum tidak boleh mendahului
imam, juga tidak boleh terlalu ketinggalan (ndlewer), bacaan dan suara harus
seragam.
13) Disamping niat untuk diri dan keluarga,
juga untuk umat masyarakat baik yang masih hidup, sudah mati dan akan lahir,
bahkan makhluk pada umumnya, serta semua bangsa dan negara.
I.
MATERI
POKOK DAKWAH WAHIDIYAH
1.
Kejernihan hati.
|
2.
Ma’rifat billah wa rosulihi saw.
3.
Sholawat secara umum.
4.
Sholawat Wahidiyah.
5.
Ajaran Wahidiyah.
6.
At-taalluq bijanabihi saw.
7.
Syafa’at.
8.
Istighroq.
9.
Hadiah tsawabul a’mal.
10. Ghoutsu hadza zaman ra.
11. Adab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar