Senin, 15 April 2013

DA'IWAHIDIYAH717


DA’I WAHIDIYAH

A.    PENYIAR / PEMBINA / PEJUANG WAHIDIYAH
1.      Secara Umum Seluruh Pengamal Wahidiyah mempunyai tugas dan tanggung jawab melaksanakan penyiaran dan pembinaan.
2.      Penyiar / Pembina Wahidiyah adalah mereka yang duduk dalam lembaga Perjuangan Wahidiyah baik di pusat maupun di daerah, terutama di departemen pembina.
3.      Da’i Wahidiyah adalah mereka yang ditetapkan dan atau ditugasi melaksanakan penyiaran dan atau pembinaan oleh Lembaga Perjuangan Wahidiyah.
B.     FUNGSI, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DA’I
1.      Da'i Sebagai Pemimpin
a.       Membuat perencanaan / kebijakan dan memimpin pelaksanaannya.
b.      Konsekwen dan berwibawa.
c.       Menjadi panutan dan contoh yang baik.
d.      Bertanggung jawab.
2.      Da'i Sebagai Pembimbing
a.       Mampu membimbing dan menuntun ke jalan yang diridhoi Alloh SWT wa Rosulihi SAW.
b.      Mampu memberi penerangan dan penjelasan tentang Visi dan Misi Perjuangan Wahidiyah.
3.      Da'i Sebagai Pembina
a.       Mampu menanamkan bahwa setiap pengamal adalah penyiar dan pembina.
b.      Mampu meningkatkan ilmiyah, amaliyah dan dzauqiyah.
c.       Menyadari bahwa tertib organisasi, administrasi dan manajemen harus berjalan sesuai aturan.
4.      Da'i Sebagai Pelatih
a.       Dapat melatih kemampuan, kecakapan dan ketrampilan dalam melaksanaklan tugas-tugas kegiatan, seperti kuliah, protokol, imam mujahadah, imam tahlil dll.
b.      Mampu menyelenggarakan acara-acara / kegiatan kewahidiyahan, seperti up grade, briefing, diklat, bina nyata dll.
C.    KEPRIBADIAN DA’I WAHIDIYAH
1.      Sikap dan Sifat Dasar Da’i
a.       Bahwa sesungguhnya dahwah merupakan tugas para Nabi dan Rosul Alloh, sedang para Ulama’ dan para Da’I sebagai pewaris dan penerus perjuangan.
b.      Inti dakwah adalah akhlak dan ihsan, sarananya keteladanan, obyeknya jiwa/hati manusia.
c.       Keberhasilan dakwah adalah berqudwah dan mensuri tauladani Rosululloh saw.
d.      Sifat Sidiq, Amanah, Tabligh dan Fatonah mutlak diperlukan bagi setiap da’i.
e.       Peka dan tanggap terhadap situasi dan kondisi serta tanda-tanda alam.
f.       Menyadari da’i sebagai corong artinya tidak mampu apa- apa, hanya sebagai alat.
2.      Kreteria Da’i Wahidiyah
a.       Taslim, (madep manteb) pasrah lahir batin kepangkuan dalem Hadrotul Mukarrom Kanjeng Romo KH. ABDUL LATIF MADJID Ra. Pengasuh Perjuangan Wahidiyah dan Pondok Pesantren Kedunglo.
b.      Mengerti dan memahami serta mampu menyampaikan pada orang lain akan Visi , Misi dan Wawasan Perjuangan Wahidiyah.
c.       Akhlaqul Karimah: Wira’i, Qona’ah, Sabar dll.
d.      Batiniyah Dzauqiyah: Tarbiyatul ummah, Irsyadul qolbi dan Uswatun hasanah.
e.       Memahami dan mentaati tertib organisasi dan admistrasi dakwah.
f.       Senantiasa siap meleksanakan tugas kapan & dimanapun.
D.    TIGA LANGKAH DA’I WAHIDIYAH
1.      Langkah Sebelum Tugas
a.       Sowan Kepangkuan Hadrotul Mukarrom Kanjeng Romo Yahi Ra.
b.      Mujahadah penyongsongan.
c.       Koordinasi dengan departemen yang memberi tugas.
d.      Menyusun jadwal kegiatan/tugas.
e.       Menyiapkan materi dakwah dan perlengkapan tugas.
f.       Membawa / menyiapkan surat tugas.
2.      Langkah saat di tempat tugas
a.       Menyampaikan surat tugas.
b.      Menyampaikan salam Kanjeng Romo Ra.
c.       Koordinasi dengan PW/Departemen Pembina yang bersangkutan/panitia tentang:
1)      Persiapan Pelaksanaan dan acaranya.
2)      Situasi PW dan masyarakat.
3)      Ikut membantu memecahkan masalah bila ada, dengan ketentuan jangan melewati batas wewenang sebagai da’i.
d.      Berpakaian sopan dan rapi (muslim/muslimah).
e.       Menyampaikan meteri dakwah (kuliah) sesuai tuntunan dan tema.
f.       Senantiasa menggantungkan diri (Lillah billah Lirrosul birrosul Lilghouts bilghouts).
g.      Mencatat hal-hal penting.
3.      Langkah usai Tugas
a.       Sowan kepangkuan Hadrotul Mukarrom Kanjeng Romo Yahi Ra.
b.      Membuat dan menyampaikan laporan tertulis, meliputi: situasi dan kondisi pelaksannaan, keadaan peserta/hadirin, masalah serta pesan/kesan.
c.       Koordinasi dengan departemen yang menugasi, tentang hasil pelaksanaan tugas dan gambaran tindak lanjut.
d.      Menyetorkan sumbangan pendapatan minimal 1%.
e.       Evaluasi diri, demi kebaikan dan peningkatan.














KETENTUAN DA’I WAHIDIYAH

No.

Sub Materi

Target

Langkah yang dilakukan


1.

Sistem Dakwah dengan metode hidayah
Da’i memahami dan bisa mengetrapkan metode hidayah.
-    Persiapan materi cukup,
-    Persiapan batiniyah dengan mujahadah dan riyadloh.

2.

Media Dakwah dengan istilah Mujahadah

Samiin-samiat terkondisikan sowan kepada Alloh Swt wa Rosulihi Saw.
-    Penyampaian ilmiah hanya untuk memudahkan agar samiin samiat bisa trenyuh,
-    Dikala samiin-samiat sudah mulai trenyuh supaya langsung diajak mujahadah.

3.

Da’i menyadari bahwa pengamal Wahidiyah adalah pecinta hidayah

Penyampaian materi mengarah; bahwa hidayah dibutuhkan oleh setiap samiin-samiat
-    Menggunakan pendekatan khouf dan mahabbah,
-    Mengingat dosa dan butuh pertolongan,
-    Bisa juga ditambah dengan pendekatan Roja’.

4.

Da’i bisa menangis dan menangiskan samiin-samiat saat di podium
Semua (da’i dan sami’in-sami’at) bisa menangis

-    Mengajak hudlur dan sowan kepada Alloh Swt wa Rosulihi Saw wa Ghoutsi hadza zaman Ra.
-    Mujahadah khusus / penyongsongan
-    Menyampaikan pengalaman rohani.

5.

Penampilan sebagaimana yang dibimbingkan Hadrotul Mukarrom Romo Yahi Ra.
Tidak boleh tampil beda, menonjolkan diri / membuat gaya tersendiri

-    Memperhatikan, menyaksikan dan mencontoh Hadrotul Mukarrom Kanjeng  Romo Yahi Ra.
-    Dilarang menyamai Hadrotul Mukarrom Kanjeng Romo Yahi Ra.dalam arti mengarah pada munculnya figur seorang da’i tersebut

6.

Mengacu dawuh-dawuh Hadrotul Mukarrom Mbah Yahi Qds wa Ra dan Kanjeng  Romo Yahi Ra.
Samiin samiat lebih khusu’, tawadlu’ dan penuh perhatian
-    Mendengar, membaca dan mencatat Fatwa, Amanat dan do’a restu Hadrotul Mukarrom Mbah Yahi Qds wa Ra dan Kanjeng Romo Yahi Ra
-    Menyampaikan dawuh-dawuh tersebut,
-    Menyampaikan bahwa dalil ini (……..) sering disampaikan Beliau.

7.
Sejalan dengan program dan wacana PW Pusat

Turut dan mampu menyampaikan program PWP
-    Da’i harus berhubungan dengan PWP,
-    Da’i memahami dan bisa menyampaikan program PWP,
-    Selalu mengikuti perkembangan dan kebijakan PWP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar