DA’I
WAHIDIYAH
A. PENYIAR / PEMBINA /
PEJUANG WAHIDIYAH
1. Secara Umum Seluruh
Pengamal Wahidiyah mempunyai tugas dan tanggung
jawab melaksanakan penyiaran dan pembinaan.
2. Penyiar / Pembina
Wahidiyah adalah mereka yang duduk dalam lembaga
Perjuangan Wahidiyah baik di pusat maupun di daerah, terutama di departemen
pembina.
3. Da’i Wahidiyah adalah mereka yang ditetapkan dan atau ditugasi melaksanakan
penyiaran dan atau pembinaan oleh Lembaga Perjuangan Wahidiyah.
B. FUNGSI, TUGAS DAN TANGGUNG
JAWAB DA’I
1. Da'i Sebagai Pemimpin
a.
Membuat perencanaan / kebijakan
dan memimpin pelaksanaannya.
b.
Konsekwen dan berwibawa.
c.
Menjadi panutan dan contoh yang
baik.
d.
Bertanggung jawab.
2. Da'i Sebagai Pembimbing
a.
Mampu membimbing dan menuntun
ke jalan yang diridhoi Alloh SWT wa Rosulihi SAW.
b.
Mampu memberi penerangan dan
penjelasan tentang Visi dan Misi Perjuangan Wahidiyah.
3. Da'i Sebagai Pembina
a.
Mampu menanamkan bahwa setiap
pengamal adalah penyiar dan pembina.
b.
Mampu meningkatkan ilmiyah,
amaliyah dan dzauqiyah.
c.
Menyadari bahwa tertib
organisasi, administrasi dan manajemen harus berjalan sesuai aturan.
4. Da'i Sebagai Pelatih
a.
Dapat melatih kemampuan,
kecakapan dan ketrampilan dalam melaksanaklan tugas-tugas kegiatan, seperti
kuliah, protokol, imam mujahadah, imam tahlil dll.
b.
Mampu menyelenggarakan
acara-acara / kegiatan kewahidiyahan, seperti up grade, briefing, diklat, bina
nyata dll.
C. KEPRIBADIAN DA’I WAHIDIYAH
1.
Sikap dan Sifat Dasar Da’i
a. Bahwa
sesungguhnya dahwah merupakan tugas para Nabi dan Rosul Alloh, sedang para
Ulama’ dan para Da’I sebagai pewaris dan penerus perjuangan.
b. Inti
dakwah adalah akhlak dan ihsan, sarananya keteladanan, obyeknya jiwa/hati
manusia.
c. Keberhasilan
dakwah adalah berqudwah dan mensuri tauladani Rosululloh saw.
d. Sifat
Sidiq, Amanah, Tabligh dan Fatonah mutlak diperlukan bagi setiap da’i.
e. Peka
dan tanggap terhadap situasi dan kondisi serta tanda-tanda alam.
f. Menyadari
da’i sebagai corong artinya tidak mampu apa- apa, hanya sebagai alat.
2.
Kreteria Da’i Wahidiyah
a. Taslim, (madep manteb) pasrah lahir batin
kepangkuan dalem Hadrotul Mukarrom Kanjeng Romo KH. ABDUL LATIF MADJID Ra.
Pengasuh Perjuangan Wahidiyah dan Pondok Pesantren Kedunglo.
b. Mengerti dan memahami serta mampu menyampaikan pada
orang lain akan Visi , Misi dan Wawasan Perjuangan Wahidiyah.
c. Akhlaqul Karimah: Wira’i, Qona’ah, Sabar dll.
d. Batiniyah Dzauqiyah: Tarbiyatul ummah, Irsyadul
qolbi dan Uswatun hasanah.
e. Memahami dan mentaati tertib organisasi dan
admistrasi dakwah.
f. Senantiasa siap meleksanakan tugas kapan &
dimanapun.
D. TIGA LANGKAH DA’I WAHIDIYAH
1.
Langkah Sebelum Tugas
a. Sowan
Kepangkuan Hadrotul Mukarrom Kanjeng Romo Yahi Ra.
b. Mujahadah
penyongsongan.
c. Koordinasi
dengan departemen yang memberi tugas.
d. Menyusun
jadwal kegiatan/tugas.
e. Menyiapkan
materi dakwah dan perlengkapan tugas.
f. Membawa
/ menyiapkan surat tugas.
2.
Langkah saat di tempat tugas
a.
Menyampaikan surat tugas.
b.
Menyampaikan salam Kanjeng Romo
Ra.
c.
Koordinasi dengan PW/Departemen
Pembina yang bersangkutan/panitia tentang:
1)
Persiapan Pelaksanaan dan
acaranya.
2)
Situasi PW dan masyarakat.
3)
Ikut membantu memecahkan
masalah bila ada, dengan ketentuan jangan melewati batas wewenang sebagai da’i.
d.
Berpakaian sopan dan rapi
(muslim/muslimah).
e.
Menyampaikan meteri dakwah
(kuliah) sesuai tuntunan dan tema.
f.
Senantiasa menggantungkan diri
(Lillah billah Lirrosul birrosul Lilghouts bilghouts).
g.
Mencatat hal-hal penting.
3.
Langkah usai Tugas
a.
Sowan kepangkuan Hadrotul Mukarrom
Kanjeng Romo Yahi Ra.
b.
Membuat dan menyampaikan laporan
tertulis, meliputi: situasi dan kondisi pelaksannaan, keadaan peserta/hadirin, masalah
serta pesan/kesan.
c.
Koordinasi dengan departemen yang
menugasi, tentang hasil pelaksanaan tugas dan gambaran tindak lanjut.
d.
Menyetorkan sumbangan pendapatan minimal
1%.
e.
Evaluasi diri, demi kebaikan dan
peningkatan.
KETENTUAN DA’I WAHIDIYAH
No.
|
Sub
Materi
|
Target
|
Langkah
yang dilakukan
|
1.
|
Sistem
Dakwah dengan metode hidayah
|
Da’i
memahami dan bisa mengetrapkan metode hidayah.
|
- Persiapan
materi cukup,
- Persiapan
batiniyah dengan mujahadah dan riyadloh.
|
2.
|
Media
Dakwah dengan istilah Mujahadah
|
Samiin-samiat terkondisikan sowan
kepada Alloh Swt wa Rosulihi Saw.
|
- Penyampaian
ilmiah hanya untuk memudahkan agar samiin samiat bisa trenyuh,
- Dikala
samiin-samiat sudah mulai trenyuh supaya langsung diajak mujahadah.
|
3.
|
Da’i
menyadari bahwa pengamal Wahidiyah adalah pecinta hidayah
|
Penyampaian
materi mengarah; bahwa hidayah dibutuhkan oleh setiap samiin-samiat
|
- Menggunakan
pendekatan khouf dan mahabbah,
- Mengingat
dosa dan butuh pertolongan,
- Bisa
juga ditambah dengan pendekatan Roja’.
|
4.
|
Da’i
bisa menangis dan menangiskan samiin-samiat saat di podium
|
Semua (da’i dan sami’in-sami’at)
bisa menangis
|
- Mengajak
hudlur dan sowan kepada Alloh Swt wa Rosulihi Saw wa Ghoutsi hadza zaman Ra.
- Mujahadah
khusus / penyongsongan
- Menyampaikan
pengalaman rohani.
|
5.
|
Penampilan
sebagaimana yang dibimbingkan Hadrotul Mukarrom Romo Yahi Ra.
|
Tidak
boleh tampil beda, menonjolkan diri / membuat gaya tersendiri
|
- Memperhatikan,
menyaksikan dan mencontoh Hadrotul Mukarrom Kanjeng Romo Yahi Ra.
- Dilarang
menyamai Hadrotul Mukarrom Kanjeng Romo Yahi Ra.dalam arti mengarah pada
munculnya figur seorang da’i tersebut
|
6.
|
Mengacu
dawuh-dawuh Hadrotul Mukarrom Mbah Yahi Qds wa Ra dan Kanjeng Romo Yahi Ra.
|
Samiin samiat lebih khusu’,
tawadlu’ dan penuh perhatian
|
- Mendengar,
membaca dan mencatat Fatwa, Amanat dan do’a restu Hadrotul Mukarrom Mbah Yahi
Qds wa Ra dan Kanjeng Romo Yahi Ra
- Menyampaikan
dawuh-dawuh tersebut,
- Menyampaikan
bahwa dalil ini (……..) sering disampaikan Beliau.
|
7.
|
Sejalan dengan program dan wacana PW Pusat
|
Turut dan mampu menyampaikan program PWP
|
- Da’i
harus berhubungan dengan PWP,
- Da’i
memahami dan bisa menyampaikan program PWP,
- Selalu
mengikuti perkembangan dan kebijakan PWP.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar